Sesekali, dalam kondisi tertentu,
seperti anak sakit, orangtua akan meminta izin untuk bekerja dari rumah. Tapi,
melakukannya selama berminggu-minggu di tengah penutupan sekolah sementara saat
wabah corona, bukanlah hal mudah.
Pandemi virus corona telah ‘memaksa’
semua orang untuk #dirumahaja. Sekolah di berbagai Negara tutup sementara dan
para pekerja diminta bekerja dari rumah pada saat yang bersamaan.
Ketika jam kerja dan jam sekolah
di rumah ada di waktu yang sama, orangtua cenderung sulit fokus menyelesaikan
pekerjaan, karena harus mendampingi anak belajar, terutama anak-anak yang
berusia lebih kecil. Jika kamu mengalaminya, tenang
kamu tidak sendirian.
Lalu, apa yang harus dilakukan
orangtua, agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik, anak-anak bisa belajar
dengan lancar, sekaligus menjaga anak-anak dan anggota keluarga lain tetap
sehat?
Berikut empat langkah yang bisa
kamu lakukan agar semua berjalan baik dan kamu tak kehilangan akal sehat.
1. Berikan pemahaman dan empati
Elana Benatar, seorang terapis anak di Lotus Point Wellness di
wilayah Washington DC mengatakan, bekerja dari rumah bersama anak-anak kita
untuk jangka waktu yang tidak diketahui adalah wilayah yang belum dipetakan
untuk keluarga.
“Penting untuk berbicara dengan anak-anak tentang apa yang terjadi,
pada tingkat usia yang sesuai,” katanya.
Beberapa anak mungkin tidak mengerti apa yang sedang terjadi hingga
ia tak bisa pergi ke sekolah dan melihat kamu membatasi mereka dengan cara yang
tampaknya tidak masuk akal.
"Jelaskan kepada mereka bahwa kita semua berusaha menjaga
orang-orang di sekitar kita," kata Benatar.
Kamu bisa jelaskan soal social
distancing menggunakan cerita film, misalnya Elsa dan Anna
dari film Frozen. Dalam film
ini, Elsa harus menjauh dari saudara perempuannya untuk menjaga saudara
perempuannya tetap aman. Cerita dalam film umumnya lebih mudah diterima oleh
anak-anak.
2. Buat
jadwal rutin dan terapkan
Katie Stone Perez, manajer program Xbox di Redmond, Washington
berbagi cerita bagaimana dirinya harus bekerja dari rumah bersama dua orang
anak, Emma (8) dan Elizabeth (10) sejak dua Maret lalu.
Sebagian orangtua sibuk mencari daftar aktivitas online yang berkaitan
dengan pelajaran sekolah tanpa menghiraukan biayanya, sementara itu beberapa
orangtua lainnya menghapus pembatasan pemakaian gawai. Sedangkan Perez mengaku
berusaha menyeimbangkan keduanya. Meski demikian, menurut Perez, teknologi di
pagi hari cenderung menimbulkan masalah.
“Jika aku membiarkan anak-anak bersentuhan dengan elektronik
sebagai aktivitas pertama mereka di pagi hari, maka mereka akan jadi sangat
menyebalkan, karena mereka akan bertengkar sepanjang hari.”
Sebagai gantinya, Perez membuat dua jadwal yang harus dipatuhi
setiap harinya, pertama jadwal merawat diri mulai dari bangun tidur, mandi,
sarapan, tidur siang, bermain di halaman, dan sebagainya. Kedua adalah jadwal
bekerja, di mana di dalamnya termasuk mengerjakan tugas sekolah, membaca buku,
atau menonton tayangan dokumenter yang menambah pengetahuan.
Atur waktu khusus belajar. Pada anak yang lebih besar, ini berarti
waktu untuk menyelesaikan tugas sekolah. Sedangkan, pada anak yang belum
sekolah, kamu bisa menyediakan sesuatu yang menarik untuk dikerjakan anak,
seperti lembar mewarnai atau origami untuk berkreasi. Dengan demikian, kamu
juga punya waktu untuk menyelesaikan pekerjaanmu.
“Di sore hari aku mengizinkan mereka bersosialisai dengan
teman-temannya secara virtual,” kata Perez.
Selain itu menurut Perez, masa isolasi ini menambah banyak daftar
keahlian anak-anak. Salah satunya mencuci piring.
“Ini benar-benar nyata. Jika selama masa belajar di rumah membuat
mereka semakin mandiri, tentu ini hal yang luar biasa,” ujar Perez.
3. Berbagi
tugas
Maira Wenzel dan suaminya sama-sama bekerja untuk Microsoft dan
telah menjalani work from home selama
dua minggu. Mereka menyadari bahwa mereka bisa bekerja bersama di dalam satu
ruangan , tetapi tidak saat keduanya menerima panggilan.
“Kami membuat ruang kantor kecil di rumah, tetapi itu di tengah
ruang main anak,” kata Wenzel.
Muncul dalam video calls dikelilingi
mainan memang bisa dimaklumi rekan kerjanya dalam situasi tersebut. Apalagi,
kedua anaknya, baik yang masih duduk di TK dan yang sudah kelas 3 SD juga
sedang menjalani kegiatan belajar di rumah.
Agar komunikasi dengan rekan kerja berjalan baik, maka Wenzel
membuat kesepakatan dengan sang suami untuk berbagi tugas sesuai kalender kerja
mereka.
Di hari pertama anak-anak belajar di rumah, Wenzel membuatnya
seakan itu hari libur, dengan membiarkan anak-anak bermain video games dan bersantai sebelum mereka memulai
rutinitas.
Tetapi, ia harus bertanggung jawan membuat anak-anak yang sedang
berteriak, menjadi tenang dan terdiam ketika suaminya dalam panggilan
konferensi. “Sebenarnya hal seperti ini bisa terjadi pada siapa saja,” katanya.
4. Harapan
yang realistis
Nicole Coomber, seorang profesor manajemen dan organisasi di Robert
H. Smith School of Business di Universitas Maryland mengatakan, tidak ada
keuntungan profesional dengan berpura-pura bahwa semuanya normal.
Kecemasanmu akan berkurang dan kamu bisa mengelola harapan orang-
orang dengan lebih baik, jika kamu terbuka pada rekan kerja tentang apa yang
terjadi.
"Kami tahu, ketika tim memiliki tingkat kepercayaan yang
tinggi dan perasaan aman, mereka akan tampil lebih baik," katanya.
"Tapi ketika kamu terbuka dengan rekan kerja, itu membantu
mereka memahami bahwa mereka juga bisa jujur."
Nicole mempraktikkan ini pada Jumat lalu, ketika dia membawa
keempat putranya, usia 4 hingga 9 tahun, pergi hiking, meskipun
dia memiliki jadwal panggilan konferensi saat itu.
Dengan lebih dari 50 peserta panggilan konferensi yang hadir, dia
menjadi model nyata bagi orang lain dengan mengakui bahwa dia sedang bersama
anak-anaknya di luar ruangan.
Demikian pula, jujurlah dengan diri sendiri bahwa kita bukanlah
sosok sempurna bagi anak- anak di rumah, kata Nicole.
"Aku tidak bisa menjadi guru sekolah dasar dalam semalam. Itu
tidak realistis bagi kebanyakan dari kita dan semua orang perlu bersyukur lebih
banyak, baik di tempat kerja dan di rumah," pungkas Nicole.
Berikut beberapa informasi untuk Bobers yang Danmogot.com rangkum,
semoga bermanfaat untuk pembaca Bobers. Dan
juga buat Anda jangan lupa selalu update artikel terbaru mengenai info tips,
kesehatan, musik, tempat wisata, dan lainnya di mydanmogot.blogspot.com, concept.id.
Untuk Anda yang mencari kebutuhan rumah tangga, kebutuhan olahraga, kebutuhan lainnya,
Anda bisa mengunjungi website kami di www.danmogot.com yang menyediakan produk-produk terbaru dan dapatkan promo diskon hanya di Danmogot.com.
Alamat
: Gedung
Concept.id Jalan. Alfalah No.19, Suka
Maju, Simpang STM (Sisingamangaraja), Kecamatan Medan Johor, Kota Medan,
Sumatera Utara 20217. Untuk informasi lebih lanjut Anda bisa hubungi Customer
Service kami di : 061-4207-8633 atau 0822 9977 7633.
Baca
juga artikel: tips bekerja secara efektif dari jarak jauh tanpa hambatan, tampilan asli gambar paru paru pasien virus corona dari teknologi, tips membuat sup yang ampuh dan sehat tingkatkan imunitas tubuh, anda pecinta game online tunjukkan kemampuanmu disini, kebiasaan yang bisa menurunkan daya tahan tubuh dan tidak sehat, agar terhidar dari virus corona lakukan ini, Penting untuk milenial cara menghemat baterai
smartphone, lihat cara merawat smartphone kesayangan anda